search anything


You must enter at least 3 characters when searching...
...
Icon Close Hayyu Syar'i
hayyu syar'i Anak yang Susah Diatur, Apa Iya Harus Dimarahi?
Tips Kesehatan // 09 November 2022
Anak yang Susah Diatur, Apa Iya Harus
dimarahi?

Menjadi orang tua pasti dikelilingi berbagai tantangan, apalagi jika anak susah diatur. Bisa saja anak melawan ketika harus mandi, makan, atau pergi ke sekolah. Walau begitu, orang tua sebaiknya tidak tergesa-gesa mengambil tindakan seperti memarahi anak. Simak tips berikut untuk menghadapi anak susah diatur!

1. Coba cari tahu penyebabnya

Anak mungkin menunjukkan sikap ngeyel karena memendam emosi tertentu. Beragam jenis emosi biasanya sulit dipahami oleh anak, sehingga orang tua perlu mengakomodasi kebutuhan perkembangan anak dengan tepat.

Ketika mengalami rasa malu di sekolah, misalnya, anak mungkin melampiaskannya dengan membangkang di rumah atau malah mengurung diri. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya tidak langsung marah ketika anak susah diatur. Berikan anak ruang aman untuk mencurahkan perasaan supaya ia dapat memproses emosinya dengan baik.

2. Buat aturan bersama

Untuk mencegah terjadinya hal yang sama, sepakati aturan bersama dengan anak. Aturan yang sudah dibuat kemudian harus dipatuhi juga oleh orang tua. Dengan begitu, anak bisa semakin memahami mana tindakan yang baik dan mana yang buruk.

Sebagai contoh, anak mungkin rewel saat diminta untuk mandi setelah bepergian ke luar rumah. Alasannya bisa karena aktivitas di luar membuatnya lelah. Padahal, mandi saat baru pulang ke rumah penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Jadi, dapat ditetapkan aturan supaya semua anggota keluarga selalu mandi setelah bepergian. Semuanya boleh beristirahat jika sudah selesai membersihkan badan.

Penetapan aturan yang dipatuhi bersama dapat membentuk kebiasaan baik pada diri anak. Saat memahami bahwa aturan yang ditetapkan menjadi bagian dari keseharian keluarga, anak pun tidak akan merasa terbebani untuk memilih tindakan yang sesuai.

3. Tidak perlu melabeli si kecil

Anak susah diatur dapat menyulut emosi orang tua. Namun, tidak perlu menyebut anak dengan label seperti “bandel”, “egois”, atau label negatif lainnya. Meski terkesan sepele, penyebutan seperti itu bisa menyakiti perasaan dan berpotensi mendorong anak untuk bertindak sesuai kata sifat negatif tersebut. Apalagi, si kecil masih dalam usia pertumbuhan sehingga belum memiliki identitas diri yang matang.

Sebaliknya, ganti label negatif dengan istilah positif atau menunjukkan kepedulian. Contohnya, “Kenapa anak baik bertingkah seperti itu?” atau “Ayah paham kalau kamu sedih, tapi kamu belum bisa mendapatkan mainan itu.”

4. Gunakan tutur kata lembut saat berbicara dengan anak

Melibatkan emosi meledak-ledak dalam mengasuh anak tidak akan membuahkan solusi. Sebisa mungkin, selalu terapkan tutur kata lembut dalam menghadapi anak. Jadi, daripada berkomunikasi dengan membentak anak, bujuklah supaya sang buah hati mau menurut.

Banyak anak kerap menolak saat waktunya belajar. Jika dihadapi dengan tenang, kamu dapat menyampaikan kalimat seperti, “Mengapa kamu tidak mau belajar? Apakah kamu ingin belajar satu jam lagi?” Komunikasi semacam itu memberikan pilihan solusi bagi anak, sehingga masalah tidak terus berkembang.

5. Ajarkan tentang konsekuensi

Memperkenalkan konsekuensi atas tindakan tertentu dapat membuat anak mengerti bahwa setiap perilaku di dunia nyata memiliki konsekuensi. Ketika anak membangkang atau bahkan menyakiti orang lain, orang tua dapat mengenakan hukuman untuk mendisiplinkan anak. Hukuman biasanya berupa penyitaan mainan atau barang elektronik.

Jika diberi hukuman seperti itu, anak diarahkan untuk merenungkan tindakannya. Sehingga, diharapkan bahwa anak kemudian mengerti mengapa tindakannya kurang sesuai dan tidak mengulanginya lagi.

Hal sebaliknya juga berlaku. Saat anak bisa menerapkan perilaku yang baik, berikan hadiah supaya sikap itu terus dilakukan. Hadiah untuk anak simpel saja, seperti makanan ringan atau mainan.

6. Selalu beri contoh yang baik

Secara alami, sosok orang tua merupakan teladan bagi anak. Orang tua yang ingin anaknya patuh sebaiknya melakukan tindakan yang baik pula. Anak sangat mudah meniru orang tua. Mau kebiasaan buruk atau baik, anak bisa saja spontan mengikuti tanpa berpikir panjang.

Konteks ini berlaku jika orang tua ingin anak bersikap ramah terhadap orang-orang terdekat. Ketika bertemu dengan kerabat, orang tua dapat melakukan komunikasi yang bersahabat. Anak pun dapat melihat tindakan tersebut dan menirunya.

 

Menangani anak susah diatur mungkin terdengar mudah, tapi sebenarnya merupakan keterampilan yang rumit. Hal paling penting adalah mengendalikan emosi sebagai orang tua supaya anak memiliki kesempatan untuk memperoleh didikan penuh kasih sayang. Yuk, sama-sama belajar lebih sabar dalam menghadapi si kecil!