search anything


You must enter at least 3 characters when searching...
...
Icon Close Hayyu Syar'i
hayyu syar'i Intermittent Fasting: Diet Puasa, Hmmm Aman Gak Ya~
Tips Kesehatan // 11 Januari 2023
Intermittent Fasting: Diet Puasa, Hmmm Aman Gak
ya~

Intermittent fasting adalah salah satu metode diet yang belum lama ini sempat populer termasuk di kalangan wanita. Katanya sih, dengan melakukan intermittent fasting, kamu akan lebih cepat mencapai berat badan ideal. Caranya pun tidak terlalu menyiksa karena kamu masih bisa mengonsumsi berbagai jenis makanan. Namun, sebenarnya amankah metode diet ini?

 

Mengenal intermittent fasting

Kebanyakan diet yang ada umumnya fokus pada apa yang harus kamu makan. Misalnya diet keto yang diisi dengan makanan tinggi lemak, penuh protein, dan rendah karbohidrat. Namun, intermittent fasting justru jauh dari itu semua. Alih-alih membatasi apa yang kamu makan, pola diet ini membatasi kapan kamu makan. Artinya, dalam metode ini, kamu hanya boleh makan pada waktu tertentu.

Dalam intermittent fasting, kamu hanya makan pada waktu tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya. Sisanya, kamu harus berpuasa. Namun, berbeda dari puasa umat Islam, intermittent fasting masih memperbolehkan minum asalkan tidak mengandung gula dan 0 kalori (air putih, teh tawar, dan kopi pahit).

 

Manfaat intermittent fasting

Ternyata, puasa selama beberapa jam setiap hari seperti dalam intermittent fasting ini dapat membantu tubuh membakar lemak, lho.

Ahli saraf RS Johns Hopkins, Mark Mattson, yang telah mempelajari pola diet ini selama 25 tahun, menyebutkan bahwa tubuh manusia telah berevolusi untuk dapat hidup tanpa makanan selama berjam-jam atau lebih lama. Ia menambahkan, pola diet ini dapat menurunkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, hingga penyakit jantung. Ini karena diet puasa akan membakar lebih banyak kalori, yang merupakan penyebab dari berbagai penyakit berbahaya.

 

Cara melakukan intermittent fasting

Lalu, bagaimana cara melakukan intermittent fasting itu sendiri? Ada beberapa cara berbeda untuk melakukan diet puasa ini, tapi semuanya didasarkan pada pemilihan waktu makan dan puasa yang teratur. Misalnya, metode 16/8. Artinya, selama 16 jam kamu harus berpuasa dan di 8 jam sisanya, kamu bisa makan.

Selama periode makan, diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan dan minuman apa pun. Namun, tentu saja dalam porsi yang wajar. Jika porsi makan tidak diatur, maka puasa yang dilakukan pun akan sia-sia saja. Begitu pula kalau kamu memilih untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti junk food.

Namun, ada juga yang menerapkan intermittent fasting dengan hanya makan satu kali dalam sehari. Hanya saja, pola makan seperti ini hanya dijalankan selama dua hari dalam seminggu dan sisanya mengikuti pola makan biasa. Misalnya, makan satu kali dalam sehari setiap hari Selasa dan Kamis saja. Intermittent fasting seperti ini dikenal dengan metode 5:2.

Penjelasan dari Mattson menyebutkan bahwa setelah berjam-jam tanpa makanan, tubuh menghabiskan simpanan gulanya dan mulai membakar lemak. Periode ini disebut sebagai “metabolic switching atau peralihan metabolisme. Sebab, pada pola makan tiga kali sehari, durasi pembakaran kalori cenderung singkat sehingga kinerja metabolisme pun kurang optimal.

 

Adakah bahaya atau efek sampingnya?

Beberapa orang mencoba intermittent fasting untuk mengatur berat badan dan ada juga yang menggunakan metode ini untuk mengatasi kondisi kronis seperti iritasi usus besar, kolesterol tinggi, atau radang sendi. Namun, kamu harus ingat, efeknya pada setiap orang bisa sangat berbeda-beda.

Sebelum kamu mencoba diet puasa ini (atau diet apa pun), pastikan untuk berkonsultasi dengan pakar terlebih dulu, ya. Ada beberapa kelompok yang tidak dianjurkan untuk melakukan diet puasa, di antaranya:

  • Anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun.
  • Wanita yang sedang hamil atau menyusui.
  • Pasien diabetes atau masalah gula darah.
  • Mereka yang memiliki riwayat gangguan makan.

Secara teori, aman untuk melakukan intermittent fasting jika kamu tidak termasuk dalam kategori yang disebutkan. Namun, saat kamu mencobanya kemudian muncul reaksi seperti kecemasan yang tidak biasa, sakit kepala, mual, atau gejala lain, segeralah berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi.

Dengan kata lain, intermittent fasting sebenarnya termasuk diet yang aman. Hanya saja, kamu perlu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan kondisimu terlebih dulu. Intermittent fasting adalah diet puasa yang berguna untuk menjaga tubuh dari dalam. Untuk perawatan tubuh dari luar, kamu bisa coba lakukan perawatan di klinik kecantikan yang #MerawatTanpaWaswas, ya!